Budayawan Ahmad Tohari menyampaikan orasi budaya pada peluncuran Bulan Bahasa dan Seni secara online yang diselenggarakan oleh Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang pada Jumat, 1 Oktober 2021. Dalam sambutannya, penulis Ronggeng Dukuh mengajak Paruk untuk lebih tertib dalam penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.
Menurut Ahmad Tohari, tata bahasa yang tertib merupakan sesuatu yang patut dibanggakan. Ia mengatakan bahwa bahasa Indonesia memiliki fungsi membangun negara. Orang yang terbiasa berbicara dengan tertib juga memiliki kelebihan lain, karena kelebihan tersebut harus disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. “Apa yang bisa kita banggakan dalam kaitannya dengan komunitas global? Kita punya bahasa yang tertib dan maju,” kata pria kelahiran Banyumas 1948 itu.
Penulis yang novelnya sudah diterjemahkan ke puluhan bahasa asing ini juga mengkritik masyarakat yang cenderung kurang memperhatikan kemampuan berbahasa sehari-hari. komunikasi. Ahmad Tohari bahkan sempat menarik perhatian temannya yang berkewarganegaraan Jepang. Kesalahan tersebut terjadi misalnya pada kalimat “Betapa Indahnya Kota Semarang”. Disebut salah karena kata dalam kalimat tersebut tidak memiliki tujuan yang jelas, karena mengandung makna kepunyaan.
Ahmad Tohari mengatakan, Dinamisme Bulan Bahasa dan Seni yang disponsori oleh UNNES ini merupakan kesempatan yang baik untuk merenung dan mengingat. Ia melihat masyarakat yang terdidik di perguruan tinggi dan akademisi sebagai panutan bahasa sebagai bagian dari upaya penguatan jati diri bangsa. “Jangan sampai bahasa kita menunjukkan bangsa yang sedang kacau balau,” ujarnya.
Bulan Bahasa dan Seni 2021 diresmikan secara online melalui Zoom dan Youtube Fakultas Bahasa dan Seni UNNES. Serangkaian kegiatan akan memeriahkan kegiatan hingga akhir Oktober 2021, seperti lomba menulis esai dan cerita untuk mahasiswa, seminar dan webinar internasional, serta pameran dan pertunjukan seni. Peresmian dimeriahkan oleh rangkaian acara yang diisi dengan tarian dan webinar oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNNES bersama Direktur Eksekutif Workshop Wiloka Lucia Peppy Novianti dan Presiden DWP UNNES Dr. Barokah Isdaryanti.
Dekan FBS UNNES Dr. Sri Rejeki Urip mengatakan bahwa bahasa bukan hanya lambang bunyi, tetapi juga perekat suku bangsa. Tema tahun ini adalah "Penguatan Pemahaman Bahasa dan Seni untuk Indonesia Tangguh". Persepsi linguistik sangat penting untuk dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Pemahaman tentang seni sangat dibutuhkan agar kita dapat mengapresiasi dan menjadikan seni sebagai bagian dari identitas bangsa dikenal masyarakat dunia.
Ketua Panitia Bulan Bahasa dan Seni 2021, Dr Zulfa Sakhiyya mengatakan dinamika ini merupakan upaya untuk meningkatkan ketahanan bangsa, sekaligus menambah modal untuk keluar dari masa krisis di masa pandemi. Selain itu, ia berhenti sejenak dan mengingatkan kita bahwa di masa-masa sulit kita masih memiliki keindahan yang tersembunyi dalam bahasa dan seni.
Sumber: http://unnes.ac.id/berita/pembukaan-bbs-2021-ahmad-tohari-mari-lebih-tertib-bebahasa.html